Presiden SBY dan Presiden Lukashenko memberikan keterangan pers bersama usai pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Selasa (19/3) sore. |
Indonesia akan bekerjasama dengan Belarusia untuk memproduksi bersama
remote system (sistem kendali) untuk senjata yang akan dipasangkan di Panser
buatan PT Pindad "Anoa." Hal ini diungkapkan Menteri Pertahanan
(Menhan) Purnomo
Yusgiantoro. Kerjasama ini dipayungi dalam nota kesepakatan bersama yang
ditandatangi oleh Menhan dan Ketua Komite Industri Militer Belarusia
Sergei Burulev di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2013.
Purnomo mengatakan bahwa selama ini remote control ini dibeli
dari Belarusia, dengan adanya kerjasama ini, maka Indonesia dan
Belarusia dapat memproduksinya bersama-sama. "Jadi nilai tambah untuk
kita, kita bisa buka lapangan kerja, investasi bersama," ujar Purnomo.
Selain itu, menurut Purnomo, peningkatan kerja sama untuk industri pertahanan ke depan akan lebih ditingkatkan. Selain produksi bersama remote weapon control system, menurut Purnomo juga dapat ditingkatkan untuk produksi kendaraan angkut tank yang dapat mengangkut dua tank dan anti tank guide mission.
Ia menambahkan, Belarusia memiliki kemampuan penguasaan dalam teknologi senjata sebagai salah satu pecahan (eks. jajahan) dari Uni Soviet. "Jadi dulu sebelum Uni Soviet pecah, ada industrinya itu di berbagai tempat. Nah di Belarus ini ada juga industri pertahanan mereka," katanya.
Sementara itu Presiden Direktur PT Pindad Adik A Soedarsono mengatakan, remote control yang akan diproduksi tersebut akan diaplikasikan di Panser Anoa sehingga dapat mengendalikan senjata dari dalam Panser. "Jadi nanti di Anoa itu tidak usah ada orang di atasnya. Itu produksinya di Pindad," katanya.
Selain itu, menurut Purnomo, peningkatan kerja sama untuk industri pertahanan ke depan akan lebih ditingkatkan. Selain produksi bersama remote weapon control system, menurut Purnomo juga dapat ditingkatkan untuk produksi kendaraan angkut tank yang dapat mengangkut dua tank dan anti tank guide mission.
Ia menambahkan, Belarusia memiliki kemampuan penguasaan dalam teknologi senjata sebagai salah satu pecahan (eks. jajahan) dari Uni Soviet. "Jadi dulu sebelum Uni Soviet pecah, ada industrinya itu di berbagai tempat. Nah di Belarus ini ada juga industri pertahanan mereka," katanya.
Sementara itu Presiden Direktur PT Pindad Adik A Soedarsono mengatakan, remote control yang akan diproduksi tersebut akan diaplikasikan di Panser Anoa sehingga dapat mengendalikan senjata dari dalam Panser. "Jadi nanti di Anoa itu tidak usah ada orang di atasnya. Itu produksinya di Pindad," katanya.
Kunjungan Ketua Komite Industri Militer Belarusia ini ke Indonesia
mendampingi kunjungan kenegaraan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko
dari tanggal 18 hingga 20 Maret 2013. Sebelumnya Ketua Komite Industri
Militer Belarusia mengunjungi kantor Kemhan guna membicarakan topik yang
sama yaitu penjajakan kerjasama bidang industri pertahanan.
Sumber : Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar