Kapasitas Cina untuk membuat senjata canggih semakin meningkat.
Selain itu, untuk kali pertama sejak masa Perang Dingin, negeri itu
berhasil menjadi lima besar pengekspor senjata dunia. Laporan tersebut
disampaikan oleh Stockholm International Peace Research Institute
(SIPRI), sebuah lembaga penelitian yang disponsori pemerintah Swedia.
Pada tahun-tahun yang telah lewat, ekspor senjata Cina biasanya hanya
meliputi peralatan militer rendahan. Kini, para penghasil senjata di
Cina bersaing ketat dengan produsen senjata asal Amerika Serikat dan
Eropa dalam pembuatan sistem persenjataan yang lebih mumpuni.
Sementara ini, Amerika masih menjadi pengekspor senjata terbesar di
atas Rusia dan Jerman. India, Cina dan Pakistan menjadi tiga pembeli
utama ekspor senjata tersebut, demikian laporan itu.
“Sekarang, di seluruh penjuru dunia, permintaan atas senjata buatan
Cina lebih tinggi ketimbang yang terjadi di masa lalu,” ujar Pieter
Wezeman, peneliti senior Program Transfer Senjata SIPRI. Lembaga ini
telah lebih dari 10 tahun belakangan menjelma sebagai otoritas pengumpul
data mengenai penjualan senjata di tingkat negara dan perusahaan secara
global.
Tahun lalu, Cina mengukir sejumlah prestasi di bidang militer. Jet
tempur buatan dalam negerinya, J-15 mendarat dan lepas landas dari kapal
induk Liaoning. Selain itu, Shenyang Aircraft menguji prototip jet
pengintai J-31. Dengan demikian, Cina menjadi negara kedua setelah AS
yang tengah mengembangkan dua jet pengintai.
Kementerian Luar Negeri Cina tidak menjawab permintaan komentar. Cina
pernah mengatakan telah mematuhi aturan PBB yang terkait dengan
persenjataan.
Menurut data dari SIPRI, ekspor Cina atas senjata konvensional utama
meningkat menjadi 162% dalam rentang 2008 hingga 2012 dibandingkan
dengan periode lima tahunan sebelumnya. Kenaikan itu membuat Cina
berhasil melampaui Inggris sebagai pemasok senjata kelima terbesar
dunia, perubahan yang baru kali ini terjadi dalam lima dasawarsa
terakhir. Pakistan, yang telah lama memiliki ikatan militer kuat dengan
Cina, tetap menjadi pengimpor terbesar senjata Cina.
Para pembeli baru yang muncul dalam beberapa waktu belakangan
sebagian besar berasal dari negara berkembang yang membutuhkan senjata
kelas tiga berteknologi rendah. Bagaimanapun, terdapat beberapa indikasi
perubahan yang mulai terlihat, demikian Wezeman. Sejumlah pengimpor
besar seperti Aljazair dan Maroko kini membeli peralatan militer
berteknologi tinggi seperti tank dan kapal frigate dari Cina.
“Jika sekarang kita mengunjungi pameran senjata, kita kemungkinan
besar akan menyaksikan kehadiran sejumlah besar produsen Cina,” ujar
Wezeman. Contohnya pekan senjata di Abu Dhabi pada Februari lalu.
Paviliun Cina menjadi salah satu lokasi pameran terbesar yang berisi
beberapa perusahaan Cina yang saling bersaing mendapatkan pembeli,
ujarnya.
Laporan SIPRI tentang transfer senjata internasional menunjukkan
bahwa volume pengiriman senjata konvensional di tingkat internasional
tumbuh sekitar 17% sejak 2003 hingga 2007 dan 2008 sampai 2012. Sekira
separuh, atau 47% impor senjata pada periode 2008-2012 tertuju pada
negara-negara di Asia dan Oseania.
Sumber: http://indo.wsj.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar