Jumat, 22 Maret 2013

PUNA akan Dipersenjatai dan Jadi Pesawat "Kamikaze" Indonesia


PUNA Pelatuk
PUNA Pelatuk (Catur N/okezone)
Uji coba Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) di Lanud Halim Perdanakusuma kemarin, 11 Oktober 2012, juga turut disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden terlihat begitu senang dengan uji coba PUNA yang merupakan hasil pengembangan Balitbang dan BPPT. Presiden berjanji akan memprioritaskan anggaran untuk pengembangan pesawat-pesawat perang tersebut.

"Saya senang, sampaikan selamat kepada yang membuat, peneliti, dan yang mendesain ini. Nanti saya on top-kan pengembangannya," kata SBY.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengharapkan pengembangan PUNA ini mengacu pada berapa sisi. Salah satunya sisi kepentingan pengguna, yakni TNI Angkatan Udara. Apalagi, memang Purnomo menginginkan PUNA diproyeksikan ke dalam Skuadron TNI AU. "Untuk sementara ini skuadron yang akan kita bangun memang untuk pengintaian atau pengamatan wilayah (surveilance)," ujarnya.

Tak hanya surveilance, PUNA ini juga diharapkan bisa dikembangkan untuk medan perang. Karena itu, pengembangan pesawat yang dinamai Wulung itu akan dikaji agar dipersenjatai dengan rudal. Dan, PUNA ini juga dapat dijadikan sebagai bombing, seperti Kamikaze pesawat pilot tunggal tentara Jepang yang menabrakan ke Pangkalan AS Pearl Harbour.
"PUNA juga bisa menjadi target tembak tentara musuh. Seperti strategi yang dilakukan AS ketika perang Irak"
"Ingat Kamikaze tentara Jepang yang menabrakkan pesawat pilot tunggalnya ke Pangkalan AS Pearl Harbour, Hawaii? Ke arah situ. PUNA ini juga akan kami persenjatai," kata Purnomo dalam jumpa persnya di Base Operasional.
"Dia juga bisa menjadi target tembak tentara musuh. Seperti strategi yang dilakukan AS ketika perang Irak. Tentara-tentara Irak fokus menembaki pesawat tanpa awak AS yang masuk lebih dulu ke wilayah Irak, setelah habis, baru skuadron tempur tentara AS masuk, jadi banyak manfaat yang bisa dilakukan oleh pesawat ini. Tapi saat ini untuk surveillance," ujarnya.

Menhan mengharapkan produksi PUNA ini diberikan kepada produsen dalam negeri, misalnya PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Sehingga, memajukan industri pertahanan dalam negeri. "Sesuai amanat UU Industri Pertahanan," kata dia.
 
Vivanews 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar