Jumat, 15 Maret 2013

Kopassus Belajar Peperangan Laut dengan Kopaska TNI AL


Kopassus Belajar Peperangan Laut dengan Kopaska TNI AL
Sebanyak lima belas personil Kopassus TNI AD, berlatih ilmu Naval Special Warfare (Peperangan Laut Khusus), dengan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL.

Ke-15 personil Kopassus itu merupakan Siswa Sekolah Kopaska Kopassus Angkatan XIII tahun 2012, yang berada di Pusat Pendidikan Khusus Kobangdikal Surabaya. Mereka terdiri dari tiga Perwira dan 12 Bintara Kopassus yang berdinas di Satuan Penanggulangan Teror (Satgultor-81) yang bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur.

Saat ini pasukan elit TNI AD itu tengah menjalani latihan praktek dengan materi renang ketahanan di laut atau Fisns Swimming 5 km, di sekitar laut Dermaga Sea Rider, Koarmatim, Ujung Surabaya, Senin, 19 November. Banyak ilmu tentang peperangan aspek laut yang diajarkan oleh pelatih dari Kopaska kepada Siswa Sekopaska Kopassus diantaranya adalah, penanggulangan aksi kejahatan dan terorisme di laut Maritime Interdiktion Operation (MIO), Renang Kompas Bawah Air (RKBA) dan selam tempur (Combat Diver).
Pendidikan kepaskaan bagi personil Kopassus, merupakan program rutin yang diselenggarakan setiap tahun. Waktu latihan selama tiga setengah bulan. Sedangkan ke-15 siswa tersebut telah menjalani pendidikan selama 3 (tiga) bulan.

Sementara itu ditempat lain, sebanyak 16 anggota Kopaska Koarmatim juga melaksanakan latihan menembak, di Lapangan Tembak Koarmatim, Ujung Surabaya, Senin, 19 November. Latihan menembak menggunakan berbagai macam senjata yang dimiliki Kopaska Koarmatim, mulai dari senjata laras pendek jenis Pistol Sig Sauer P2-26 kaliber 9 mm, senjata laras panjang jenis SS-1, SS-2 dan M-16. Kegiatan ini merupakan program latihan rutin mingguan, dengan tujuan untuk mengasah naluri tempur prajurit Kopaska Koarmatim dalam hal kemampuan menembak.

Sekilas Tentang Kopaska TNI AL

Pasukan Katak TNI AL

Komando Pasukan Katak (Kopaska) didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Soekarno guna mendukung kampanye militer di Irian Jaya. Jumlah Kopaska tidak banyak, hanya sekitar 300 personil, satu grup di Armabar dan satu lagi Armatim.

Beberapa tugas utama dari Kopaska antara lain, peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia ke kapal lawan dan sabotase pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, pengintaian, penyiapan perebutan pantai dan operasi pendaratan kekuatan amfibi, serta sebagai anti-teror di laut. Jika tidak sedang ditugaskan dalam suatu operasi, tim tim Detasemen Paska dapat ditugaskan menjadi pengawal pribadi VIP seperti Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Semboyan dari korps ini adalah "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti "Tak ada Rintangan yang tak dapat diatasi".

Kopaska berkualifikasi komando dan ke-paska-an yang menempati hirarki tertinggi dalam lingkungan kombatan di TNI AL bersama dengan Yon Taifib di Korps Marinir. Oleh karena itu, untuk menjadi anggota Kopaska harus mempunyai skill diatas rata-rata dan mampu bergerak secara individual. TNI AL tidak main-main dalam merekrut para prajurit baru di satuan elit berbaret biru tua ini. Standar yang tinggi, pengalaman bertugas di KRI dan IQ yang diatas rata-rata merupakan syarat mutlak seorang prajurit Kopaska. Kopaska juga bergerak atas perintah langsung Panglima TNI.

Pendidikan

Pendidikan Kopaska diawali dengan indoktrinasi dan gemblengan fisik yang membuat lelah luar biasa terutama otot kaki. Maklum "kesaktian" utama Kopaska adalah menyelam dan bertempur dibawah air. Masa latihan pertama selama 1,5 bulan itu diakhiri dengan “Hell Week” yang sangat menguras tenaga karena para siswa baik Pa, Ba dan Ta "digojlok" dengan standar pasukan khusus.

Mereka selalu dikejutkan dengan kegiatan tiba-tiba dan tak terduga. Seperti renang laut di tengah malam, senam perahu karet, dayung, tidur sesaat lantas 10 menit kemudian para siswa disuruh melakukan halang rintang, push up dan pull up atau digembleng fisiknya (termasuk trauma fisik) oleh para pelatih untuk melatih mental serta ujian lisan tentang teori yang telah diberikan.

Semua itu hanya membuktikan bahwa seseorang bisa berpikir 10 kali lipat dalam keadaan terdesak dan tantangannya adalah bagaimana caranya bisa berpikir seperti itu secara sadar dan tidak gegabah. Karena itulah hakikat sebuah pasukan khusus yang bisa menyelesaikan misinya dengan cepat, tuntas dan rapi.

Fase selanjutnya adalah pembinaan kelas selama 2,5 bulan plus sebulan praktek. Teori yang didapat antara lain adalah : pengintaian pantai, demolisi dan sabotase. Daerah latihan Kopaska pada ini adalah seputar pantai wilayah gresik atau pantai di daerah Puslatpur Marinir Karang Tekok Situbondo. Tapi jangan kira walaupun pembinaan kelas, para siswa tetap diwajibkan lari dan berenang baik dalam kolam maupun laut.

Parameter Kualitatif Kopaska

Parameter kualitatif Kopaska ini dibuktikan dengan Tri-Tugas yang dibebankan ABRI (sebelum TNI) kepada satuan kecil ini, diawal kelahirannya pada tanggal 31 Maret 1962. Dalam Operasi Militer merebut Irian Barat dari tangan Belanda itu, Kopaska mendapat tugas khusus :
  • Pertama, melaksanakan intai pantai Biak (combat reconnai-sance) dan pada hari-H, melaksanakan penghancuran halang rintang alam maupun buatan (Belanda) di pantai pendaratan.
  • Kedua, melaksanakan serangan komando (commando raid) terhadap sasaran-sasaran di laut dan di pantai pendaratan, termasuk melaksanakan pen-culikan Laksamana Reeser, Panglima Tentara Belanda di Irian Barat.
  • Ketiga, melaksanakan penghancuran Kapal Induk HMS Karel Doorman dengan serangan Human Torpedo.

 Sumber: Koarmatim dan berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar