Selasa, 25 Juni 2013

Beli Rudal Canggih Buatan AS, TNI Gandeng Pindad


Rudal anti-tank Javelin buatan Amerika Serikat.Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan memborong Javelin, peluncur rudal anti-tank (ATGM) canggih buatan Amerika Serikat. Dalam pembelian ini disepakati adanya transfer teknologi bagi industri teknologi tanah air. Untuk itu, TNI akan menggandeng PT. Pindad.

Ketua Komisi I, TB Hasanuddin, Selasa 11 Juni 2013, di DPR mengatakan, PT Pindad diplih sebagai industri strategis yang sejak lama fokus pada pembuatan senjata. Perusahaan ini, katanya, sudah memiliki dasar pembuatan senjata. 

"Tinggal komponen lain seperti teknologi laser seperti blue laser, green laser, infra red yang bisa membantu ketepatan serangan," kata TB Hasanuddin.

Menurutnya, masih banyak teknologi lain dari roket ini yang harus dipelajari. Terutama generasai ketiga seperti Javelin. Dia menjelaskan, untuk generasi pertama roket anti tank sangat tidak efisien. "Kalau tank bergerak saat di tembakkan akurasinya kurang sekali," jelasnya.

Untuk generasi kedua dengan menggunakan sistem kawat lontar akurasinya sudah lumayan cukup baik, namun efektivitasnya kurang memadai. Selain itu bebannya terlalu berat, sehingga sulit untuk dioperasikan saat perang terbuka.

"Javelin masuk generasi ketiga untuk jenis senjata anti tank. Ini terbaik dikelasnya, akurat, ringan dan efisien saat diopersikan. Ke depan kita mau Pindad juga bisa membuatnya. Maka itu digandeng dalam pembelian," kata politikus PDI Perjuangan itu.

Rudal anti-tank Javelin buatan perusahaan Raytheon dan Lockheed Martin sudah menjadi bagian penting dari tentara Amerika Serikat. Senjata ini telah digunakan oleh tentara AS dan Australia pada perang di Irak, Maret dan April 2003 lalu. Rudal ini juga digunakan di Afganistan. Lebih dari 2.000 rudal Javelin telah ditembakkan AS dan tentara koalisi.

Negara lainnya yang telah menggunakan rudal ini adalah Inggris, Taiwan, Lithuania, Yordania, Australia, Selandia Baru, Norwegia, dan Irlandia. 

Sumber: http://nasional.news.viva.co.id/news/read/420019-beli-rudal-canggih-buatan-as--tni-gandeng-pindad

Mil Mi-17-V5: Helikopter Angkut Multi Peran Andalan Puspenerbad


Setelah cukup lama berpisah dari kedigdayaan alutsista asal Rusia, kini Puspenerbad (Pusat Penerbangan Angkatan Darat) kembali bisa membusungkan dada dengan dimilikinya heli Mi-17-V5. Sebuah heli angkut sedang yang punya kapasitas angkut jauh lebih besar dibanding arsenal heli Penerbad selama ini yang didominasi buatan AS.
Pada dasarnya sesuai kode yang ada, Mi-17-V5 skadron 31 merupakan subvarian pengembangan generasi kelima. Ciri dari heli ini terasa dari warna cat abu-abu untuk dalam kabin yang bisa menampung 30 personel bersenjata lengkap. Tempat duduk personel menempel pada kedua sisi dalam kabin penumpang (posisi saling berhadapan). Bila difungsikan sebagai heli ambulance, kabin dapat diisi 12 tepat tidur lipat dan satu bangku untuk tenaga medis.
Merujuk ke kesatuannya, Skadron 31 Serbu Puspenerbad resmi berdiri pada 23 Maret 2006 dan bermarkas di Lanumad Ahmad Yani, Semarang – Jawa Tengah. Kala itu kekuatannya masih terdiri dari sepasang heli serang Mi-35P Hind. Saat ini komposisi Skadron 31 Serbu sudah dalam kategori lengkap, terdiri dari 5 heli serang Mi-35P dan 12 heli angkut taktis Mi-17-V5. Semua armada heli di skadron ini adalah rancangan biro desain Mil Moscow Helicopter, sedangkan untuk pabrikannya adalah Kazan Helikopter.
Mi-17 dilengkapi tiga pintu sebagai fasilitas akses keluar rmasuk. Masing-masing sebuah pintu terdapat di kanan dan kiri. Selanjutnya di bagian belakang terdapat pintu rampa (ramp door), bukan pintu model cangkang. Di lingkungan TNI, saat ini hanya Mi-17 yang punya pintu ramp, umumnya ramp door ada di pesawat angkut, seperti C-130 Hercules dan CN-235. Sementara untuk pintu model cangkang (clamshell) kini digunakan oleh heli ringan BO-105, dan heli angkut sedang  tempo doeloe Mi-4 Hound. Sejenak kembali ke masa lalu, di tahun 60-an TNI AU pernah mengoperasikan heli angkut berat Mil Mi-6, dan heli ini juga dibekali ramp door dengan ukuran lebih besar.
Mil Mi-8, varian awal dari Mi-17
Mil Mi-8, varian awal dari Mi-17
Mi-17-V5
Mi-17-V5
Kembali kabin penumpang, terdapat dua dudukan senapan mesin yang tersebar di empat titik (jendela). Sepasang di dekat pintu depan (kanan – kiri), dari pantauan saat ajang Pameran Alutsista TNI AD di lapangan Monas, November 2013 silam, tampak jenis senjatanya adalah FN MAG kaliber 7,62mm. Sedangkan untuk jenis senjata dibelakangnya (kiri dan kanan) adalah tipe SS-1 kaliber 5,56mm. Kehadian dua jenis senapan mesin tadi berifat portable, fungsinya lebih ditekankan sebagai bantuan tembakan secara terbatas.
Selain dudukan senjata tadi, pada sisi kanan dan kiri bagian tengah kabin bisa dipergoki lubang sambungan pipa. Ini tak lain fasilitas bagi empat tabung bahan bakar cadangan yang bisa bisa dipasang menggantikan posisi tempat duduk pasukan. Setiap tabung punya kapasitas sekitar 975 liter. Dalam kondisi standar setiap unit Mi-17 sudah dibekali sepasang tangki bahan bakar dikanan dan kiri luar body dengan kapasitas masing-masing 1000 liter. Bila seluruh kemampuan angkut bahan bakar tadi digabungkan maka secara teknis heli dapat melakukan terbang feri selama 6 jam non stop.
FN MAC kaliber 7,62mm, terpasang seperti "door gun"
FN MAG kaliber 7,62mm, terpasang seperti “door gun”
Senapan serbu SS-1 ditambahkan sebagai senjata bantuan tembakkan di jendela belakang.
Senapan serbu SS-1 ditambahkan sebagai senjata bantuan tembakkan di jendela belakang.
Beranjut ke soal pengoperasian, ada karakter khas pada heli-heli Rusia, contohnya untuk menghidupkan kedua mesin, lantaran lubang exhaust mengarah kesamping maka proses pengaktifan mesin harus dilakukan dengan memperhatikan arah angin. Bila angin dari arah kanan maka mesti mengaktifkan mesin sebelah kiri terlebih dahulu. Sifat serupa berlaku ketika heli mulai beranjak ke udara. Terkait efek putaran baling-baling, putarannya yang searah jarum jam membuat ada kecenderungan body miring ke arah kanan, bukan ke kiri seperti heli-heli buatan barat.
Untuk urusan sumber tenaga, Mi-17 dibekali sepasang mesin turboshaft Isotov TV3-117VMA, setiap mesin mampu menyemburkan daya hingga 2.200 shp. Spesifikasi mesin pada Mi-17adalah sama dengan heli serang Mi-35P, bedanya pada Mi-35P tenaga besar dipakai untuk membawa persenjataan berat maka pada Mi-17 tenaga besar digunakan untuk membawa beban. Karena punya spesifikasi mesin yang serupa, maka untuk perawatan mesin antara Mi-17 dan Mi-35P tidak ada perbedaan.
E7Wsdv5glv7cTspQQc-R-CH6nyShS_3ZEPmqH8C5BUk
Ruang kargo dan ramp door Mi-17 TNI AD
Ruang kargo dan ramp door Mi-17 TNI AD
MI-17-V5 HELICOPTER 01
Mi-17-V5 milik India, tampil dalam versi lengkap dengan 4 tabung peluncur roket
Mi-17-V5 milik India, tampil dalam versi lengkap dengan 4 tabung peluncur roket

Bila ditengok dari sejarahnya, Mi-17 dikembangkan dari basis airframe varian heli Mi-8. Setidaknya ada dua perbedaan utama yang bisa dipergoki. Dari segi fisik paling mencolok terdapat pada rotor belakang. Posisinya untuk Mi-8 berada di sebelah kanan, sedangkan pada Mi-17 ada disebelah kiri. Untuk mesin, tenaga yang disemburkan Mi-17 lebih besar ketimbang Mi-8. Sebagai tambahan info, dikalangan militer Rusia kode Mi-17 tak begitu populer. Mereka lebih suka menyebutnya sebagai Mi-8M.
Dalam dua dekade belakangan ini, pasar helikopter angkut serba guna cukup marak. Tiap tahun sedikitnya ada 100 unit heli serba guna yang berhasil dijual ke berbagai negara. Namun jenis yang benar-benar merajai pasar jumlahnya tak seberapa.

Rusia terkenal sebagai produsen papan atas untuk kelas heli angkut sedang dan berat. Nama-nama seperti Mi-4 Hound, Mi-6 Hook, dan Mi-8 Hip telah menjadi primadona banyak angkatan bersenjata di dunia. Dari sederet nama tadi, Mi-8 adalah yang paling populer. Ide pembuatan Mi-8 sendiri karena Uni Soviet merasa tersaingi dengan hadirnya heli Sea King, adanya Mi-4 kala itu dinilai sudah tak sesuai lagi dengan kebutuhan operasional. Dengan basis Mi-6 dan heli angkut serang Mi-24 Hind, terciptalah heli angkut serba guna Mi-8. Lewat pengembangan lanjutan, kemudian dihasilkan Mi-17 selaku versi ekspor. Puluhan negara,tidak hanya negara sekutu Rusia yang mengadopsi heli ini, bahkan Mi-17 dipercaya sebagai heli andalan misi PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) dalam menjalankan tugas dikawasan konflik dan rawan bencana.
Meski merupakan varian ekspor dari Mi-8 dan punya struktur desain yang nyaris serupa. Tapi bila dipandang dari sisi kinerja keduanya memiliki perbedaan, ini terlihat dari tipe mesin, dimensi body, bobot total saat tinggal landas, dan knerja operasional lainnnya. Panjang total Mi-8 dari ujung bilah baling-baling utama (saat berputar) hingga ke ujung ekor mencapai 25,24 meter, sementara Mi-17 mencapai 25,35 meter.
Bobot badan Mi-17 saat tinggal normalnya adalah 11,1 ton, sementara bobot tinggal landas maksimumnya adalah 13 ton. Dari beban 13 ton tersebut, untuk kapasitas angkut di dalam kabin mencapai 4,07 ton dan kapasitas angkut di luar kabin (seperti membawa roket/bom/rudal/kanon atau sling cargo) bisa mencapai ukuran 5 ton. Meski kodratnya adalah heli angkut, tapi dari pihak pabrikan telah menawarkan 10 jenis varian senjata dan perangkat elektronik yang bisa dibawa. Diantara yang cukup sangar adalah kontainer bom tabur anti personel PFM-1 Butterfly, empat rudal anti tank beragam jenis dengan pemandu laser, empat peluncur roket multi kaliber, dua bom penghancur beton FAB-250GP, ranjau laut, perangkat pengecoh rudal (chaff), torpedo jenis MK46, dan perangkat pengacau sinyal elektronik ICRM.
Desain Mi-17-V5 tampak dari sisi atas
Desain Mi-17-V5 tampak dari sisi atas
Beginilah formasi duduk personel saat melakukan mobilitas udara.
Beginilah formasi duduk personel saat melakukan mobilitas udara.
Dalam hal kecepatan, dengan kondisi bahan bakar 3.700 liter tanpa muatan, kecepatan jelajah maksimum Mi-17 bisa mencapai 262 km per jam. Sedangkan bila bobotnya telah mencapai batas maksimum, kecepatan jelajah hanya bisa 250 km per jam. Dengan memperhitugkan faktor kelebihan muatan sekitar 5 persen dari batas angkut maksimum, jangkauan jelajah Mi-17 adalah 465 km. Sedangkan bila heli terbang tanpa muatan, maka jarak jelajahnya bisa mencapai 590 km. Kehandalan Mi-17 kian kentara dengan adanya unit peralatan catu tenaga cadangan yang memungkinkan Mi-17 mampu mendarat di landasan darurat,seperti tanah lunak, padang salju, bahkan bisa mendarat di air dengan bantuan kaki pelampung.
Masuk ke dalam ruang kokpit, beberapa perangkat avionik yang menyertai seperti peralatan radio pemancar penerima yang bekerja pada gelombang frekuensi tinggi (HF) dan frekuensi sangat tinggi (VHF), radio komunikasi internal (interkom), kompas radio, radar pengukur ketinggian (altimeter) yang dibekali GPWS (Global Positioning & Warning Systems), hingga perangkat autopilot, peralatan efek Doppler, dan perangkat sistem identifikasi kawan/lawan tipe SRO-2M, serta perangkat untuk menabur keping logam (chaff) atau bunga api (flare) sebagai pengecoh rudal.
Tampilan kokpit Mi-17-V5
Tampilan kokpit Mi-17-V5
Jumlah awak Mi-17 adalah tiga orang, untuk konstruksi kokpit menggunakan model ganda berdampingan disertai dua unit kontrol terpisah dan tempat navigator. Melidungi keselamatan awak, bagian hidung terbuang dari kaca khusus yang dapat menahan terjangan proyektil kaliber 7,62mm.

Insiden Penembakan Heli Mi-17-V5 TNI AD di Papua
Kamis, 4 Agustus 2011, pukul 14.10 WIT – Helikopter Mi-17 Penerbad yang di BKO (Bawah Kendali Operasi) Kodam XVII/Cenderawasih, diberondong tembakan oleh orang tak dikenal di sekitar Puncak Senyum, Kabupaten Puncak Jaya Papua. Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Letnan Kolonel Ali H Bogra, di Jayapura, mengonfirmasi kejadian tersebut.

Mi-17 MediaIndonesia
Mi-17 yang dipiloti Mayor CPN Kandek dan Letnan Satu CPN Fandi, lepas landas dari Bandara Puncak Jaya dengan tujuan Wamena mengevakuasi seorang anggota TNI Yonif 753/AVT, atas nama Pratu Fana S Hadi. Tamtama ini adalah penembak senapan pada Komando Taktis Satuan Tugas Pengamanan Daerah Rawan yang ditembak pihak tak diketahui di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Selasa (2/8/2011).
“Dua titik bagian badan helikopter itu berlubang akibat rentetan tembakan dari bawah itu,” kata Bogra. Dua titik itu adalah badan bagian bawah samping kiri roda depan di bawah kursi kopilot, dan di samping kanan dekat mesin pesawat. “Tembakan kedua ini bahkan menembus badan korban penembakan yang dievakuasi tersebut,” katanya.
Tembakan di titik kedua ini mengenai rusuk kiri Hadi. Kondisi korban yang sudah kritis menjadi semakin kritis sehingga membuat nyawanya tidak bisa tertolong lagi dan meninggal dalam penerbangan ke Wamena, Kabupaten Jaya Wijaya.

Disulap Jadi Helikopter PBB
Sungguh mulia pemerintah Indonesia, meski alutsista yang dimiliki terbatas, termasuk dalam hal kuantitas, tapi tetap menunjukkan rasa “sosial” dalam pergaulan internasional. Hal ini dibuktikan untuk pertama kalinya, Mabes TNI akan mengirimkan tiga helikopter ke dalam misi perdamaian PBB yang bertugas di Darfur, Sudan. Ketiga heli yang terpilih, Mil Mi-17V5 Hip merupakan aset Skadron 31 Serbu (Puspenerbad) yang berpangkalan di Lanumad Ahmad Yani, Semarang. Dengan misi berlabel internasional di daerah konflik, ketiga heli harus memenuhi standar tinggi yang ditetapkan PBB.

1814_4346
180366_620
Guna memenuhi permintaan ini, Puspenerbad pun menyiapkan tiga helikopter Mi-17V5 terbaik dari 12 unit heli sejenis yang dimiliki. Pilihan jatuh kepada HA-5156, HA-5157, dan HA-5159. Ketiga heli ini adalah hasil pengadaan terakhir tahun 2011 sehingga kondisinya masih sangat baik. Kalau melihat rekam jejaknya, HA-5156 baru mengantongi 115 jam terbang, HA-5157 mengantongi 102 jam terbang, dan HA-5159 mengumpulkan 237 jam terbang. Kondisinya masih sangat baru, dan ini memberikan kepercayaan diri tersendiri kepada Indonesia.
Mi-17 kita satu-satunya yang terbaru, sementara heli negara lain sudah ribuan jam terbang sehingga PBB pun surprise dengan heli kita. Tidak sedikit perombakan dan penambahan dilakukan terhadap ketiga Mi-17 ini guna memenuhi persyaratan yang diminta PBB. Secara umum ketiga heli dituntut mampu terbang instrument, karena tidak tertutup kemungkinan beroperasi di malam hari dan di cuaca yang berubah-ubah, membawa kargo di eksternal, mengirim-mengambil pasukan dengan teknik fastrope serta kemampuan beladiri.
Tidak hanya menyangkut sistem navigasi dan komunikasi, syarat ketat pun dititahkan sampai ke urusan penerbang. Dalam LOA (Letter of Assist) yang disampaikan PBB, disebutkan bahwa untuk mengawaki ketiga heli, Indonesia harus menyiapkan empat set kru yang terdiri dari empat pilot (PiC) dan empat kopilot. Untuk PiC harus memiliki minimal 1.500 jam terbang dengan 750 jam di antaranya in command dan 400 jam pada tipe dimaksud. Sebagai tambahan, PiC juga harus memiliki minimal 30 jam terbang instrument dan 50 jam terbang malam dengan NVG. Sementara kopilot harus mengantongi minimal 100 jam terbang di tipe dimaksud.
Demi alasan keamanan terbang, oleh Pemerintah Indonesia akhirnya disetujui setiap heli akan diawaki oleh dua set kru. Sehingga dengan tiga heli, disediakan enam pilot serta enam juga kopilot. Semua PiC (Penerbang I) berpangkat mayor sedangkan untuk kopilot (Penerbang II) berpangkat lettu dan seorang letda. “Dua orang di antaranya (kopilot) sudah kandidat pilot, namun belum sempat disupervisi karena keburu persiapan ke PBB,” kata Letkol CPN Eko Priyanto yang ditunjuk sebagai Komandan Satgas/ Komandan Detasemen Penerbad di Sudan.
Mengigat peran pentingnya Mi-17-V5 dalam mendukung mobiltas udara, termasuk guna mendukung operasi militer non perang, TNI AD rencananya bakal menambah 6 heli jenis ini lagi. “TNI AD  menargetkan 18 unit Mi-17 sehingga satu batalyon pasukan dapat diangkut dalam waktu bersamaan,” ujar mantan KSAD Pramono Edhi Wibowo. Ia menambahkan daya angkut Mi-17 lebih besar dibandingkan Helikopter jenis Bell yang hanya mampu mengangkut 1/3 dari kekuatan satu batalyon. “Jadi helikopter ini sangat efektif apalagi TNI Angkatan Darat lebih banyak gelaran kekuatan di daerah perbatasan, daratan dan pegunungan,” ujar Pramono.

Sumber: http://indomiliter.com/2013/06/23/mil-mi-17-v5-helikopter-angkut-multi-peran-andalan-puspenerbad

Jumat, 22 Maret 2013

Guardium, Mobil Tanpa Awak Penjaga Perbatasan Israel


Mobil tanpa awak Guardium
Di sepanjang perbatasan Israel, sejumlah mobil berpatroli untuk mengidentifikasi keberadaan penyusup dan ancaman lainnya. Tapi tidak seperti mobil kebanyakan, mobil ini tidak dikendalikan oleh manusia, melainkan bergerak sendiri secara otonom.
Namanya Guardium yang merupakan Unmanned Ground Vehicle (UGC) atau kendaraan darat tanpa awak yang diciptakan oleh G-Nius, sebuah perusahaan industri keamanan koalisi antara Israel Aerospace Industries dan Elbit Systems, dan digunakan oleh Angkatan Pertahanan Israel (IDF) untuk patroli dan tugas ISR (Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance). Diperkenalkan pada tahun 2008 silam dan setidaknya sudah 10 Guardium yang beroperasi di perbatasan Israel.

Guardium menggunakan beberapa kamera untuk mengawasi sekitarnya, serta laser dan radar untuk menghindari hambatan, dan dikendalikan oleh program komputer tiga level. Level pertama mengendalikan mobil, memutar roda kemudi, pengereman dan akselerasi. Level menengah menggunakan GPS unutk menavigasi medan, dan mengumpulkan informasi dari kamera dan sensor. Mobil ini juga telah digunakan oleh militer di garis depan, mencegah para tentara dari kemungkinan tembakan atau konfontrasi.
Mobil tanpa awak Guardium
Sistem komputer yang digunakan oleh mobil otonom ini dirancang untuk bertindak layaknya ada dua orang di dalamnya. Yang satu adalah pengemudi dan yang lain mengawasi, dan mereka terhubung satu sama lain. Sistem pengolahan data tingkat menengah yang mengumpulkan data dari kamera pengintai merupakan sistem level tertingginya, yang fungsinya untuk memutuskan apakah akan berhenti atau melanjutkan pemeriksaan terhadap suatu objek.

Mobil-mobil ini yang dirancang berdasarkan chassis TomCar ini sepenuhnya otonom, berjalan sendiri setelah diprogram untuk berpatroli di daerah tertentu dan memiliki kecepatan hingga 50 mil/jam. Namun, terkadang mobil ini memerlukan bantuan dari operator jarak jauh, seperti saat mereka menemui hambatan atau rintangan yang sulit di wilayah patrolinya.

Sebagian besar mobil otonom Israel ini berpatroli di perbatasan yang tidak ada penduduknya, sehingga tidak ada resiko mobil ini akan bertemu dengan warga sipil Israel.
Sumber: sofrep.com 

Militer Rusia Maksimalkan Penggunaan Robot


Militer Rusia Maksimalkan Penggunaan Robot

ARTILERI - Menteri pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, telah membuat keputusan untuk menganti beberapa unit khusus prajurit Rusia dengan robot. Departemen Pertahanan Rusia akan meningkatkan penggunaan robot pembersih ranjau (mine-clearing) dan robot untuk digunakan dalam situasi-situasi darurat. Karena selama ini tugas-tugas semacam ini dinilai sangat membahayakan nyawa para prajurit.

Menurut perkiraan awal, teknologi baru program "robotization" ini tidak hanya akan menyelamatkan nyawa prajurit, namun juga akan menghemat biaya 75 miliar rubel ($ 2,4 miliar) selama periode 2012-2014. Menuntaskan program robotization ini kini dianggap menjadi salah satu prioritas tugas bagi Departemen Pertahanan Rusia.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu baru-baru ini memimpin rapat kerja di Pusat Operasi Penyelamatan Resiko Tinggi, di mana ia mendemonstrasikan kemampuan teknologi robot ini. Semua yang hadir terkesan dengan kemampuan robot pembersih ranjau tersebut.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Rusia, Jenderal Valery Gerasimov, mengusulkan penggunaan robot ini secepatnya di wilayah Chechnya (sebuah daerah konflik di Rusia). Departemen Pertahanan juga menyatakan minatnya untuk kendaraan salju dan pelintas-rawa, serta unit sistem pemadam kebakaran Yel-10, Yel-4 dan unit pendukung pemadam kebakaran LUF-60.

Unit pendukung pemadam kebakaran mobile LUF-60, yang telah digunakan untuk memadamkan kebakaran di sebuah gudang amunisi, juga menarik untuk diaplikasikan dalam militer. Departemen Pertahanan Rusia berencana untuk membeli semua peralatan ini dalam waktu dekat. Ini akan menjadi pertama kalinya Departemen Pertahanan Rusia membeli peralatan robot buatan sipil. Sebelum Shoigu bergabung dengan Kementerian Pertahanan, militer Rusia hanya tertarik pada robot tempur.

Salah satunya pengujian dari tentara robot serbaguna MRK-27 BT ("Point of Combat"), yang dikembangkan oleh Laboratorium Robotika Terapan dari Bauman Moscow State Technical University, telah berlangsung sejak tahun 2009. Robot ini diciptakan untuk menjalankan tugas-tugas tempur dalam situasi di mana resiko kematian bagi prajuirt sangat besar.

MRK-27 BT mirip dengan robot Amerika SWORDS. Robot ini dipasangi dengan berbagai jenis senjata mematikan di bagian atasnya ; senapan mesin Pecheneg, dua peluncur granat RShG-2, dua Shmel flame-throwers dan enam granat asap.

MRK-27 BT
Robot berbobot 440-pon ini dikendalikan dengan radio dan dapat dioperasikan dari jarak hingga satu kilometer. Robot lapis lapis baja ini dapat menahan kekuatan ledakan yang setara dengan 800 gram TNT. Kedepannya, akan dipasang sebuah GPS pada robot ini.

"Meskipun berbagai senjata mematikan dibawa oleh robot itu, namun robot itu diragukan akan diadopsi oleh angkatan bersenjata Rusia, jika hanya untuk fakta bahwa militer tidak memiliki gagasan konseptual tentang taktik menggunakan robot seperti itu dalam pertempuran," kata Profesor Vadim Kozyulin dari Akademi Ilmu Pengetahuan Militer. "Robot ini tidak mungkin menggantikan tank konvensional di medan perang. Dan tugas militer berbeda dengan tugas polisi."

Penggunaan robot yang lebih banyak akan terwakili dalam Angkatan Laut rusia. Departemen Pertahanan Rusia telah menempatkan pesanan untuk delapan Kendaraan Gavia Autonomous Underwater yang diproduksi oleh perusahaan Hafmynd, Islandia. Gavia tampak seperti torpedo konvensional, tetapi dapat digunakan untuk mendeteksi dan menteralkan tambang, serta patroli.

Dmitry Rogozin, wakil perdana menteri yang bertanggung jawab atas industri pertahanan, menyebutkan penciptaan peralatan robot untuk Departemen Pertahanan akan menjanjikan area untuk pengembangan senjata dan perangkat keras militer baru.

Dalam salah satu inisiatif terbarunya, Rogozin mempromosikan pembentukan dana guna penelitan lebih lanjut (Advanced Research/FPI). Kemungkinan nantinya akan sama dengan badan unik Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) di Amerika Serikat. Rogozin bahkan berhasil mengajukan RUU FPI kepada pemerintah dan mengatakan tersebut adalah prioritas Rusia.

Situs resmi Kementerian Pertahanan baru-baru ini mengumumkan undangan tender untuk pengembangan jenis senjata dan perangkat keras militer baru. Beberapa perusahaan swasta di Rusia sudah memegang monopoli atas pasokan drone taktis untuk Departemen Pertahanan dan kini mereka juga diundang untuk rekayasa dalam robotika.

"Kami telah mengajukan tawaran untuk tender," kata Andrei Nosov, seorang wakil dari salah satu kontraktor pertahanan. "Kami telah mengembangkan sebuah robot yang tidak seperti robot-robot biasa, tidak dioperasikan dengan joystick, tapi dengan meniru gerakan tangan operator. Kami yang pertama menciptakan Roscosmos. Sekarang kami berharap militer akan tertarik juga."

Sumber: http://www.artileri.org

Amerika Upgrade Tank Abrams


Tank Abrams M-1A2 SEPv2
Tank Abrams M-1A2 SEPv2. (Foto:kongsberg.com)
ARTILERI - Pada bulan September 2012 lalu General Dynamics Land Systems (GDLS) diberikan kontrak senilai US$ 395 juta untuk mengerjakan Proposal Perubahan Teknik (ECP-Engineering Change Proposals) tahap pertama untuk upgrade Tank Abrams M-1A2 SEPv2. Tahap pertama ini meliputi pekerjaan penelitian, pengembangan dan pengujian. Nilai kontrak untuk tahun pertama ini adalah US$ 80 juta.
 
"Saat ini pasokan daya listrik di Tank Abrams masih kurang," kata Letnan Kolonel Wiliam Brennan, manajer produk untuk Tank Abrams. "Tujuan dari upgrade ECP 1 adalah untuk mengembalikan marjin listrik yang hilang melalui integrasi generator yang lebih besar, perbaikan slip ring, perbaikan sistem manajemen baterai dan sistem pembangkit listrik dan distribusi baru," jelasnya.

Pekerjaan untuk upgrade ini meliputi miniaturisasi perangkat elektronik -perangkat elektronik sebelumnya sangat menyesaki interior Tank Abrams-, melalui line replaceable module (LRM) -berbasis arsitektur elektronik dan peningkatan kapasitas pembangkit listrik, distribusi dan manajemen. Produksi perangkat ECP1 ditargetkan pada tahun 2017 dan diharapkan dapat segera diintegrasikan dengan Tank Abrams dan selesai seluruhnya pada tahun 2020.
 
Upgrade komunikasi dan jaringan di bawah program M-1A2 ECP ini juga mencakup penggantian radio jenis SINCGARS dengan radio tipe baru JTRS HMS, radio tipe baru ini akan lebih baik dalam komunikasi data yang berkapasitas tinggi. Untuk mendistribusikan data, Abrams dilengkapi dengan Gigabit Ethernet-Databus dan slip ring baru berkapasitas tinggi yang menghubungkan turret (kubah) ke jaringan berkecepatan tinggi.
 
Pada pameran AUSA 2012 lalu, General Dynamics juga menampilkan mesin diesel MTU 833 dan transimisi Allison terbarunya. Mesin dan transmisi ini diusulkan untuk digunakan pada Tank Abrams sehingga akan meningkatkan jangkauan tempurnya sebesar hampir 50 persen dari 205 mil menjadi 300 mil. Mesin MTU 833 dan Transmisi baru Allison akan mengurangi biaya operasional Tank Abrams per mil sebesar 14 persen dibandingkan dengan mesin yang digunakan saat ini yaitu turbine-powered.
 
"Dengan pengembangan mesin diesel baru untuk Abrams yang secara signifikan lebih efisien daripada turbin, kita bisa mengurangi biaya operasional per mil, meningkatkan jangkauan taktis, biaya perawatan lebih rendah dan mengurangi jumlah truk dan kargo bahan bakar yang diperlukan untuk mengisi bahan bakar Abrams," kata Mike Cannon, wakil presiden senior General Dynamics Land Systems, Ground CombatSystems.

Kurangnya tenaga mesin dan minimnya suplai listrik pada Tank Abrams jelas akan mengurani kinerjanya. Selain upgrade ECP untuk Tank Abrams M-1 SEP-2, Angkatan Darat Amerika juga sedang melakukan upgrade ECP untuk Bradley dan M-109 (Howitzer) yang menangani masalah ruang yang sempit, berat dan Power-Cooling (SWAP-C).

Sumber: http://www.artileri.org

David Sling, Perisai Rudal Baru Israel


Rudal Stunner, bagian dari perisai rudal David Sling
Rudal Stunner, bagian dari perisai rudal David Sling (Foto: Rafael Advanced Defense Systems)
 
Sebuah sistem pertahanan anti-rudal (perisai rudal) baru Israel "David Sling" telah berhasil menghancurkan sebuah target rudal dalam sebuah uji coba di sebuah gurun rahasia pada 20 November 2012,  disaat pertempuran sengit antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza. Perisai rudal David Sling ini diklaim lebih kuat daripada Iron Dome yang digunakan dalam konflik Gaza, menurut pejabat pertahanan Israel, pada hari Minggu 25 November.
 
Pejabat Pertahanan Israel mengatakan bahwa David Sling ((Ketapel David atau Ketapel Daud)) akan menjadi jawaban Israel atas rudal-rudal gerilayawan Hizbullah, Lebanon dan Suriah yang jarak tempuhnya semakin jauh.

Israel mengembangkan perisai rudal David Sling  ini dengan bantuan dari Amerika Serikat. Ini karena kekhawatiran Israel atas ancaman dari Gaza, Lebanon, Suriah dan konflik internasional mereka dengan Iran atas program nuklir mereka. Sebuah sumber di industri pertahanan Israel mengatakan David Sling sejatinya akan diuji coba pada 2013, namun dipercepat mengingat kondisi yang semakin mengkhawatirkan.

David Sling menggunakan teknologi yang serupa dengan  Iron Dome, yang diklaim Israel memiliki tingkat keberhasilan 90 persen, mengintersep (mencegat) 421 roket yang ditembakkan pejuang Palestina dari Gaza dalam delapan hari pertempuran yang berakhir dengan gencatan senjata pada Rabu.
 
Juga dijuluki sebagai Magic Wand (Tongkat Sihir/Ajaib), David Sling dikembangkan oleh Rafael Advanced Systems Ltd, sebuah BUMN Israel yang bekerjasama dengan perusahaan pertahanan Raytheon Co AS.

"Penyelesaian program ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan sistem pertahanan anti-rudal Isarel," ujar Menteri Pertahanan Ehud Barak, dikutip dari Reuters

Untuk tingkatan sistem pertahanan anti-rudal Israel, Iron Dome adalah yang terendah, yaitu untuk mengatasi roket gerilyawan Gaza dan Hizbullah. Pada awalnya Iron Dome dimaksudkan untuk mengintersep roket di kisaran 70 km namun para pengembang kini tengah meningkatkan jangkauannya menjadi 250 km.

Yang tertinggi dalam sistem pertahanan anti-rudal Israel adalah interseptor rudal balistik Arrow, yang dirancang untuk memembak jatuh rudal jarak jauh Iran dan Suriah di ketinggian Atmosfer -cukup tinggi sehingga setiap hulu ledak konvensional yang di intersep, akan hancur dan musnah di ketinggian (aman)-.

David Sling akan ditahbiskan sebagai perisai rudal tertinggi Israel. Para pejabat Israel mengatakan, jika Iron Dome dan Arrow dinilai tidak mampu menngintersep roket yang diluncurkan oleh musuh karena kecpatan dan kekuatannya, maka David Sling yang akan ditugaskan.

Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, yang dipersenjatai dan didanai oleh Iran, memperingatkan Israel pada hari Minggu lalu bahwa ribuah roket akan menghujani Tel Aviv dan seluruh kota-kota Israel jika menyerang Lebanon.

Adalah Roket Fajr-5s, dengan rentang 75 km -mampu mencapai Tel Aviv dan Yerussalem- dan bobot hulu ledak 175 kg, adalah roket yang paling kuat dan jangkauan jauh yang telah ditembakkan dari Gaza.

Seperti halnya Iron Dome dan Arrow, David Sling telah menarik minat dari klien-klien asing, terutama karena sistem pertahanan anti-rudal yang baru lahir ini juga mampu mengintersep rudal jelajah. Setidaknya sudah ada dua negara bekas Uni Soviet yang berminat terhadap David Sling ini. Ini terkait kekhawatiran Balkan atas rudal-rudal jelajah Rusia.

Sumber: http://www.artileri.org

PUNA akan Dipersenjatai dan Jadi Pesawat "Kamikaze" Indonesia


PUNA Pelatuk
PUNA Pelatuk (Catur N/okezone)
Uji coba Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) di Lanud Halim Perdanakusuma kemarin, 11 Oktober 2012, juga turut disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden terlihat begitu senang dengan uji coba PUNA yang merupakan hasil pengembangan Balitbang dan BPPT. Presiden berjanji akan memprioritaskan anggaran untuk pengembangan pesawat-pesawat perang tersebut.

"Saya senang, sampaikan selamat kepada yang membuat, peneliti, dan yang mendesain ini. Nanti saya on top-kan pengembangannya," kata SBY.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengharapkan pengembangan PUNA ini mengacu pada berapa sisi. Salah satunya sisi kepentingan pengguna, yakni TNI Angkatan Udara. Apalagi, memang Purnomo menginginkan PUNA diproyeksikan ke dalam Skuadron TNI AU. "Untuk sementara ini skuadron yang akan kita bangun memang untuk pengintaian atau pengamatan wilayah (surveilance)," ujarnya.

Tak hanya surveilance, PUNA ini juga diharapkan bisa dikembangkan untuk medan perang. Karena itu, pengembangan pesawat yang dinamai Wulung itu akan dikaji agar dipersenjatai dengan rudal. Dan, PUNA ini juga dapat dijadikan sebagai bombing, seperti Kamikaze pesawat pilot tunggal tentara Jepang yang menabrakan ke Pangkalan AS Pearl Harbour.
"PUNA juga bisa menjadi target tembak tentara musuh. Seperti strategi yang dilakukan AS ketika perang Irak"
"Ingat Kamikaze tentara Jepang yang menabrakkan pesawat pilot tunggalnya ke Pangkalan AS Pearl Harbour, Hawaii? Ke arah situ. PUNA ini juga akan kami persenjatai," kata Purnomo dalam jumpa persnya di Base Operasional.
"Dia juga bisa menjadi target tembak tentara musuh. Seperti strategi yang dilakukan AS ketika perang Irak. Tentara-tentara Irak fokus menembaki pesawat tanpa awak AS yang masuk lebih dulu ke wilayah Irak, setelah habis, baru skuadron tempur tentara AS masuk, jadi banyak manfaat yang bisa dilakukan oleh pesawat ini. Tapi saat ini untuk surveillance," ujarnya.

Menhan mengharapkan produksi PUNA ini diberikan kepada produsen dalam negeri, misalnya PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Sehingga, memajukan industri pertahanan dalam negeri. "Sesuai amanat UU Industri Pertahanan," kata dia.
 
Vivanews